Sabtu, 02 Juli 2011

Home

Nyiramken" Aset Wisata Majalengka

Museum Kerajaan Talaga Manggung di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, Senin (24/1) kemarin, menggelar prosesi ritual Nyiramkeun (pembersihan) benda-benda pusaka tempo dulu peninggalan kerajaan tersebut.

Pembersihan dilakukan atas patung anak Raja. Talaga, Ratu Simbar Kancana bertempat dihalaman museum itu. Acara diawali dari arak-arakan dari alun-alun Kecamatan Talaga sambil membawa dua patung Simbar Kencana dan Raden Panglurah yang dibawa oleh mojang dan jajaka, dengan mengendarai kereta kuda hingga didepan Museum Talaga Manggung.

Pembersihan dilakukan atas patung anak Raja. Talaga, Ratu Simbar Kancana bertempat dihalaman museum itu. Acara diawali dari arak-arakan dari alun-alun Kecamatan Talaga sambil membawa dua patung Simbar Kencana dan Raden Panglurah yang dibawa oleh mojang dan jajaka, dengan mengendarai kereta kuda hingga didepan Museum Talaga Manggung.

Setelah itu, patung disimpan di atas panggung untuk diman-dikan oleh keturunan kerajaan. Sedangkan benda-benda pusaka lainnya, seperti goong, tumbak, panah, keris, dan lainnya telah disimpan dan dipajang lebih dulu dengan posisi berderet terpisah dari kedua patung tersebut

Prosesi ritual "Nyiramkeun"dan "Tepung Taun" dimulai dengan mengambil air Cikahuripan di tujuh sumber mata air pada awal bulan Safar (hitungan bulan Jawa). Ketujuh sumber air berasal dari Gunung Bitung, Situ Sanghiang Kecamatan Banjaran, Cikaray, Wanaperih, Lemahabang, Regasari dan Cicamas, yang diambil oleh sesepuh dari tiap daerah yang juga memegang beberapa benda pusaka peninggalan Kerajaan Talaga Manggung.

Air tersebut diambil dengan menggunakan bambu kuning berdiameter sekitar 20 Cm. Air dalam bambu tersebut pada acara puncak ritual "Nyiramkeun" kemudian disatukan kedalam kendi (tempat penyimpanan yang terbuat dari tanah liat). Setelah itu, air dibagi menjadi tiga dan dimasukan ke dalam baskom yang tersedia yang telah berisi air dan aneka bunga. Air tersebut kemudian digunakan untuk meman-dikan seluruh benda-benda pusaka.

Pada acara siraman tersebut ratusan warga Kabupaten Maja-lengka dan sekitarnya yang mempercayai benda-benda pusaka milik Kerajaan Talaga Manggung mengambil air bekas membersihkan benda pusaka itu.

Mereka mempercayai air pe-nyucian benda pusaka memiliki khasiat. Tak heran, jika ribuan warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan air bekas mencuci benda-benda pusaka tersebut. Beberapa warga diantaranya membawa air tersebut menggunakan bekas botol air mineral bahkan jerigen untuk dibawa pulang kerumah, sebagian lagi air tersebut digunakan untuk mem-basuh muka.

Wakil Bupati Dr H Kama So-bahi MMPd yang hadir pada saat itu, mengatakan, kalau tradisi tersebut tetap harus terpelihara agar generasi kini mengetahui kalau di Kecamatan Talaga ini sempat ada kerajaan yang besar dan disegani raja-raja lain dimasa itu.

Acara ritual "Nyiramkeun di Talaga harus tetap terpelihara dan menjadi budaya, serta menjadi salah satu potensi wisata Kabupaten Majalengka, (ck-69).
didin.nuzuludin

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar